BAYU CONAN FRIDAY, MARCH 11, 2016 BELAJAR TERNAK KAMBING, BETERNAK KAMBING DAN DOMBA, BUDIDAYA DOMBA, BUDIDAYA KAMBING, BUDIDAYA KAMBING PE, KAMBING JAWA RANDU, KAMBING PE KALIGESING
Hallo kawan... kita lanjut ya.. kali ini lebih fokus mengenai tentang pola pikir peternak kambing dan domba, apakah pelihara dalam jumlah banyak tapi peliharanya kambing domba kelas sayur, atau pelihara sedikit tapi pelihara kambing domba kelas premium alias kelas kontes.
Jenis kambing dan domba memang ada kelas-kelasnya, semisal dalam jenis domba yang fungsinya adalah sebagai pedaging maka ada kelas-kelasnya juga, kelas paling tinggi adalah jenis merino, texel, sufolk, garut, kemudian dibawahnya adalah silangannya seperti mega ( merino garut ), domba ekor gemuk dan yang paling bawah adalah domba ekor tipis atau gembel.
Dalam kalangan masyarakat peternak pada umumnya, terlebih khususnya pada kegiatan transaksi jual beli jenis domba dengan kualitas rendah malah lebih laku terjual, penyebabnya adalah yang menentukan segmen jenis domba mana yang dibeli adalah end user dan perantara ( blantiknya ).
Contoh kecil, untuk usaha kuliner khususnya sate, tongseng, catering, para pelaku usaha kuliner ini berusaha mencari bahan baku daging domba yang semurah mungkin kemudian bisa mengolahnya dan menjualnya dengan harga seuntung mungkin. Ironis, disaat peternak kambing harus berbulan-bulan memelihara kambing dombanya dengan perjuangan luar biasa, akhirnya ternaknya hanya terjual dengan harga alakadarnya. Ya... faktor pembeli sangat menentukan standarisasi harga.
Trus baiknya memelihara jenis apa ? dalam jumlah berapa populasi ?
Kembali lagi, ini sekedar pola pikir dan kreativitas saja, walaupun jenis kambing domba memang ada kelas stratanya, namun kalau peternak bisa kreatif maka mereka bisa menerobos " dinding pasar " yang diciptakan oleh para blantik dan end user, semisal, peternak melakukan promosi online untuk ternaknya, maka peternak bisa berhubungan langsung dengan end user seperti rumah tangga yang mau mengadakan acara aqiqah.
Semua jenis kambing dan domba adalah baik tentu saja harus diseimbangkan dengan cash flow peternaknya, artinya memelihara jenis apapun, memang idealnya mencari yang bernilai lebih tinggi
Pelihara dalam jumlah banyak namun kalau " NILAI " ternaknya rendah juga malah buang-buang energy dan biaya perawatan, walaupun cara beternaknya dengan cara di angon / umbaran, namun tetap saja nilai ternaknya rendah.
Lebih ideal kalau memelihara dalam jumlah kecil namun " NILAI " ternaknya tinggi, konsekuensinya adalah peternak memang harus kreatif memperkenalkan jenis ternaknya ke end user bisa dengan cara online maupun offline.
" Ahh... saya dapat orderannya kambing domba kelas rendahan saja, tapi orderannya rutin tuh, tetap untung-untung saja "
10 tahun terakhir pemerintah mulai secara menyeluruh memperhatikan para kelompok ternak dengan membagikan ternak adalah benar, namun yang diterima para peternak adalah jenis kambing dengan strata rendah. contoh kambing jawa randu ada yang bisa mencapai postur tubuh diatas 75cm, sedangkan yang dibagikan oleh pemerintah adalah pasti kambing kelas proyek, alias kambing dengan spesifikasi rendah.
" TIDAK BOLEH MENYERAH BEGITU SAJA "
Betul... dari tahun ke tahun kita wajib mulai memperbaiki cara ternak dan pola pikir kita, semisal awalnya memelihara jawa randu dengan spesifikasi jelek, maka, kedepannya memelihara jawa randu dengan spesifikasi yang super. Peningkatan kualitas ternak pasti akan meningkatkan pamor peternakan anda, itu pasti, karena peternak itu butuh pamor untuk lebih dan lebih dikenal banyak peternak lain baik mereka yang senior maupun pemula.
Semisal awalnya ternak kambing PE kaligesing jenis proyekan, kedepannya harus bisa menyisipkan beberapa ekor kambing PE Kaligesing yang kelas breeding, sokur-sokur yang kelas Kontes.
Memelihara kambing domba yang ada " NILAI SENI " nya tentu saja lebih menguntungkan, contoh : domba garut kelas aduan, kambing PE Kaligesing kelas breeding dan kontes, tentu saja biayanya mahal untuk memelihara ternak dengan spesifikasi bagus, nah caranya memang harus berubah secara bertahap.
Berubah secara bertahap memang memerlukan waktu, namun secara financial tidak akan terlalu membebani keuangan para peternak. yang paling penting adalah " KEMAUAN UNTUK MAU BERUBAH ". Berani mencoba cara promosi baru baik offline maupun online, berusaha mencar teman dan komunitas peternak baru yang memang lebih profesional untuk mendapatkan ilmu daru dan pola pikir baru.
Mari... pelan-pelan menjadi peternak yang lebih profesional kawan....